Peneliti dari Syracuse University, Profesor Stephanie Ortigue, menemukan, ada 12 area di otak yang bekerja saat seseorang jatuh cinta. Kedua belas area itu menghasilkan bahan kimia, seperti dopamine, oxytocin, adrenalin, dan vasopression, yang berujung pada euforia. Rasa cinta juga memengaruhi fungsi psikologis, metafora, dan penilaian fisik.Jadi, cinta itu berasal dari hati atau otak? "Pertanyaan yang selalu sulit dijawab. Saya berpendapat, asalnya dari otak," kata Ortigue.
"Contohnya, suatu proses di otak kita bisa menstimulasi hati. Beberapa perasaan dalam hati kita sebetulnya merupakan gejala atas proses yang terjadi di otak."
Penelitian lain menunjukkan, peningkatan jumlah darah dalam faktor penumbuh untuk saraf yang memegang peranan penting dalam cara orang bersosialisasi.
Hal ini menghadirkan fenomena yang disebut dengan "cinta pada pandangan pertama". Hal ini dikonfirmasi dengan temuan Ortigue yang menunjukkan bahwa cinta bisa hadir dalam waktu seperlima detik.
Ortigue menjelaskan, dengan memahami cara orang jatuh cinta dan putus cinta, para peneliti bisa mengembangkan terapi baru. "Kita bisa mengerti penyakit putus cinta," kata Ortigue.
Studi Ortigue juga mendapati ada bagian otak yang berbeda untuk tipe cinta yang berbeda. Cinta tanpa syarat, contohnya cinta seorang ibu terhadap anaknya, dipicu oleh aktivitas otak di bagian umum dan di tempat yang berbeda-beda, termasuk otak tengah.
Cinta yang bergairah antar-kekasih melibatkan area kognitif, bagian yang mengharapkan imbalan, dan penilaian fisik.
Kamis, 04 November 2010
Walls of Ston, Tembok Raksasa Terpanjang di Eropa
Selama ini jika kita mendengar istilah tembok raksasa atau great wall, yang terbayang di benak kita adalah tembok raksasa di China. Tapi tahukah kamu bahwa sebuah kota kecil di Kroasia telah menyimpan sebuah rahasia. Sebuah tembok yang berusia ratusan tahun yang merupakan tembok raksasa terpanjang di Eropa dan merupakan terpanjang kedua di dunia. Tapi saat ini masih sedikit orang yang mendengar tentang Walls of Ston ini.
Ston merupakan salah satu tempat kunjungan wisata yang paling rendah di Eropa berdasarkan warisan sejarah. Tempat ini sedikit terisolasi, letaknya di Semenanjung Peljesac, terletak 60 km dari kota besar terdekat, Dubrovnik yang populasinya di bawah 50.000 jiwa.
Tembok Ston ini membentuk segi lima yang tidak teratur dan diperlukan waktu sekitar 200 tahun untuk membangun tembok ini. Tembok Ston ini mulai dibangun pada abad kelima belas, mereka dijaga sangat ketat. Terdapat 30 menara persegi dan sepuluh titik penjagaan di sepanjang tembok yang memiliki panjang 5 mil ini.
Selain digunakan sebagai garis pertahanan pertama untuk kota Dubrovnik, Tembok Ston ini juga dibangun untuk melindungi komoditas kota yang sangat berharga, yaitu garam. Pada abad pertengahan daerah ini menjadi pusat untuk pertambangan garam yang berlanjut hingga hari ini. Tembok Ston ini selain dirancang oleh ahli bangunan lokal yang bernama Zupan Bunic (1455) dan Paskoje Milicevic 1488-1506, juga dirancang oleh seorang Italia yang bernama Bernardin pada tahun 1461 dan seorang Perancis yang dikenal dengan nama Olivier antara 1472 dan 1478.
Langganan:
Postingan (Atom)